Dosa Istri yang Sering Kali Tidak Disadari - Ausen Property
Dosa Istri yang Sering Kali Tidak Disadari-Ausen Property

Dosa Istri yang Sering Kali Tidak Disadari

Bismillah

Islam adalah agama yang agung. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan tentunya diridhai Allah. Tidak ada agama yang benar selainnya (Islam). Maka wajib bagi kita memegang teguh tali agama Allah ini.

Islam mengatur segala tindakan ummatnya. Bukan hanya berupa hak dan kewajiban pada Allah Ta’ala sebagai pencipta, tapi juga mengatur hak dan kewajiban pada setiap makhluk-Nya. Salahsatunya yaitu hak dan kewajiban suami istri.

Dalam Islam, suami memiliki kedudukan yang agung. Kedudukannya lebih tinggi dibandingkan istri. Oleh karena itu wajib bagi istri mematuhi setiap perintah suami yang tidak bertentangan dengan syariat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka tentu aku sudah memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. At-Tirmidzi, No. 1159)

Jika istri memenuhi kewajibannya pada Allah dan suaminya maka in syaa Allah istri tersebut dapat mencapai akhir kehidupan yang baik berupa surga.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, melaksanakan puasa pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban, No. 4163)

Oleh karena itu hendaknya para istri mentaati apapun yang diperintahkan oleh suami selama hal itu ada di dalam batas syariat. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang dapat menjerumuskan wanita ke dalam dosa dari pintu durhaka pada suami, tentu kita perlu mencari ilmu mengenai hal tersebut agar kita tidak salah dalam mengamalkannya. Berikut adalah dosa-dosa yang diperbuat istri kepada suami

Pertama, Tidak Mensyukuri Kebaikan Suami

Dosa Istri yang Sering Kali Tidak Disadari-Ausen Property1

Seperti yang kita tahu bahwa tidak semua wanita ditakdirkan menikah, bahkan hingga mereka dijemput oleh ajalnya. Maka sebaiknya para istri bersyukur atas hal ini karena tidak semua wanita menikah seperti dirinya. Pernikahan dalam Islam adalah ibadah. Bahkan menikah merupakan sunnah nabi-Nya. Selain itu, orang-orang yang menikah akan dapat merasakan ketentraman, menjadi ikhtiar untuk lebih menjaga mata dan kemaluannya.

Terlebih lagi, seorang suami adalah oranglain yang bersedia menanggung beban atas istri yang asing bagi dirinya. Sebelumnya istrinya itu belum menjadi bagian dari dirinya. Kemudian mereka dihalalkan oleh ikatan dalam bentuk akad nikah. Setelah itu semua keperluan istri menjadi tanggungjawabnya (suami). Mulai dari sandang, pangan, hingga papan harus dipenuhi oleh suami. Jika direnungkan, banyak sekali tugas suami atas istrinya. Oleh karena itu seorang istri harus berterima kasih kepada suami. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengucapkan terima kasih pada suami, bersyukur dengan hati atas kebaikan suami, dan mengerjakan apapun yang membuat hati suami merasa senang. Tentu sesuai dengan batas syariat.

Jika masih enggan atau sulit untuk bersyukur atas kebaikan suami, renungkanlah hadits di bawah ini. Lalu berfikirlah, apakah kita sanggup untuk masuk ke dalam neraka?

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka telah diperlihatkan kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka kufur (mengingkari).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Apakah mereka kufur (mengingkari) Allah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka mengingkari suami dan mengingkari perbuatan kebaikan. Jika engkau telah berbuat kebaikan kepada seorang wanita (istri) dalam waktu lama, kemudian dia melihat sesuatu (yang menyakitkannya) darimu, dia berkata, “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu!” (HR. Al-Bukhari, No. 29 dan Muslim, No. 884)

Kedua, Tidak Berbuat Baik Kepada Suami

Kewajiban bagi istri adalah menyenangkan suami dengan cara yang Allah ridhai. Baik itu menyenangkan ketika dipandang maupun ketika berbicara dengannya. Tapi ada istri yang malah menyakiti suaminya. Menyakiti dalam hal ini tentu bukan hanya secara fisik tapi juga berupa memperlihatkan sikap yang tidak disukai oleh suami. Allah melaknat istri yang menyakiti suaminya, bidadari surga pun cemburu pada istri di dunia yang tidak berbuat baik kepada suaminya.

Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya, semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu, hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami.” (HR. At-Tirmidzi, no. 1174; Ibnu Majah, no. 2014)

Ketiga, Enggan Memenuhi Ajakan Suami Untuk Pergi ke Ranjang

Kebutuhan untuk berhubungan suami istri di atas ranjang adalah kebutuhan biologis yang seharusnya dipenuhi. Sebab jika diabaikan bisa menjadi sebuah permasalahan. Terlebih lagi, jika istri menolak ketika diajak untuk berhubungan suami istri maka malaikat akan melaknatnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya, namun istrinya enggan (datang), lalu suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, malaikat melaknat istri itu sampai masuk waktu subuh.” (HR. Al-Bukhari, No. 3237, 5193 dan Muslim, No. 1436)

Keempat, Keluar Rumah Tanpa Izin

Wanita, baik sebelum atau setelah menikah hendaknya membiasakan diri untuk berada di rumah. Sebab ini adalah sunnahnya dan juga fitrah sebagai wanita. Wanita boleh keluar rumah tetapi jika ada kebutuhan saja. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al Ahzab: 33)

Maka hendaklah seorang wanita, terlebih jika ia sudah menjadi seorang istri, ia senang tinggal di dalam rumahnya. Dengan ini maka jika suami membutuhkan, suami tidak sulit menemukan keberadaan istrinya. Jika memang ada kebutuhan sehingga istri butuh untuk keluar rumah maka hendaknya ia meminta izin kepada suaminya.

Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang istri keluar rumahnya tanpa izin suaminya. Tidak halal bagi seorangpun menjemputnya dan menahannya dari suaminya, baik dia sebagai wanita yang menyusui, atau sebagai bidan, atau pekerjaan lainnya. Jika dia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyuz (durhaka), bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan layak mendapat hukuman.” (Majmu’ Fatawa, 32/281)

Kelima, Memasukkan Oranglain ke Rumah Tanpa Seizin Suami

Istri adalah ratu di dalam rumah yang bertugas untuk menjaga kehormatan (diri), harta suami, rumah dan pendidikan anak. Terlebih tugas istri menjaga amanah yang ditanggungkan kepadanya yaitu saat suami sedang tidak bersamanya. Oleh sebab itu, istri perlu menjaga diri dari hal-hal yang dapat memudharatkan dirinya. Termasuk dalam hal ini yaitu jika suami sedang tidak ada di rumah maka istri jangan memberi izin pada orang lain untuk masuk ke dalam rumahnya. Sebab memasukkan orang lain ke dalam rumah seharusnya atas izin suami terlebih dahulu.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi wanita untuk puasa sunah, sementara suaminya ada di rumah, kecuali dengan izin suaminya. Dan istri tidak boleh mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari 4899 dan Muslim 1026)

Jika tamu yang datang ke rumah adalah kerabat dari suami ataupun istri maka tidak mengapa memasukan mereka ke dalam rumah saat suami tidak ada, selama orang lain yang datang tersebut adalah mahram bagi istri. Tapi jika yang datang adalah orang asing (bukan kerabat istri atau suami yang menjadi mahram bagi istri) maka istri cukup menjawab salam dengan suara yang pelan jika tamu tersebut mengucapkan salam. Kemudian jika tamu tersebut meminta izin untuk masuk maka jangan diizinkan dan sampaikan bahwa suami sedang tidak ada di rumah sehingga tamu tersebut tidak diizinkan untuk masuk.

Jadi, terdapat beberapa kesalahan yang bisa saja dilakukan oleh para istri. Baik itu adalah kesalahan yang disengaja atau pun tidak disengaja sehingga menyebabkan istri terperangkap kedalam jebakan syaithan kemudian bisa menjadi temannya hingga ke neraka. Oleh sebab itu penting bagi setiap suami dan istri membekali diri dengan ilmu dan saling mengingatkan satu sama lain.

Sekian. Allahu a’lam. Semoga Allah menjaga kita, terutama para istri dari berbagai kesalahan. Barakallahu fiikum.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top